Mengenal Nabi Umat Muslim yaitu Nabi Muhammad SAW |
Nabi dalam Islam merupakan orang yang dicintai dan dihormati oleh Muslim karena mereka merupakan orang – orang yang dipilih Tuhan untuk menyampaikan risalahNya kepada umat manusia. Umat Muslim tidak menuhankan Nabi Muhammad tetapi mereka menganggap sebagai manusia seperti yang lainnya. Tetapi, walau bagaimanapun, beliau ialah dipercaya sebagai manusia yang paling sempurna yang bersinar bagaikan batu permata.
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Mutthalib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab termasuk keturunan Nabi Ismail, putera Nabi Ibarahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun; diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi Nabi dan 23 tahun sebagai Nabi serta Rasul.
Beliau diangkat sebagai Nabi dengan “Iqra” ( )dan diangkat sebagai Rasul dengan surah “Al- Mudatssir.”
Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau diutus oleh Allah untuk menyampaikan peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
Firman Allah ta’ala:
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah.” (QS. Al-Mudatstsir:1-7).
Sejarah Singkat Nabi Muhammad SAW.
Beliau lahir pada tahun 570 M dalam sebuah suku bangsa terkuat di Arab pada masanya, yaitu mereka yang menguasai dan mengurus Ka’bah di Mekkah. Beliau ialah seorang yatim piatu yang diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib kemudian pamannya [sepeninggal kakeknya]. Muhammad [saw] muda telah menunjukan kebaikan akhlaknya sebagai seorang yang paling dipercaya dalam kaumnya dan merupakan orang yang dicari untuk menyelesaikan berbagai perselihan.
Pada masa itu, bangsa Arab menyembah berbagai “Tuhan” atau berhala, setiap suku meletakan berhalanya di Ka’bah. Bentuk kubus Ka’bah merupakan bentuk orisinil yang dibangun oleh Ibrahim untuk menggambarkan kemenangan agama yang Mengesakan Tuhan [Tauhid]. Tetapi ternyata seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya penduduk Arab, risalah ketauhidan Ibrahim as telah terlupakan dari semenanjung Arab. Nah, berbeda dengan kaummnya, Muhammad [saw] dimasa mudanya telah mempercayai bahwa hanya ada satu Tuhan [seperti halnya Ibrahim sebelum diutus menjadi rasul] dan beliau tidak pernah sekalipun ikut dalam penyembahan berhala yang dilakukan oleh kaummnya.
Pada usia 40 tahun, disaat salah satu perenungan yang telah menjadi kebiasaannya dalam mencari kebenaran Tuhan yang ia lakukan dalam sebuah gua di puncak gunung di luar Mekkah, beliau pertama kali bertemu pertamakali dengan Malaikat Jibril yang diperintahkan untuk menyampaikan wahyu Kalamullah padanya, dan mengangkat beliau sebagai Utusan Allah [Rasulullah]. Untuk masa 13 tahun selanjutnya, kemudian beliau menyampaikan Kalamullah kepada penduduk Mekkah, mengajak mereka meninggalkan penyembahan berhala dan menganut agama Tauhid [seperti Ibrahim nenek moyang mereka]. Beberapa diantaranya kemudian menerima risalah yang beliau sampaikan, namun sebagian besar menolaknya terutama dari para pemukan sukunya, melawan mereka dengan kekerasan, dan memdanang sebuah agama baru dapat membahayakan keadaan ekonomi mereka serta dominasi mereka di masyarakat dalam mengendalikan Ka’bah. Namun ha ini tidak menghentikan Nabi, bahkan Nabi tetap menyampaikan Kalamullah kepada kaumnya dan Islam mulai dianut oleh banyak penduduk Mekkah dan taat pada ajaran yang beliau sampaikan. Selain penganut yang bertambah, siksaan dari kaumnya [Quraisy] pun semakin meningkat, hingga pada suatu waktu nabi memerintahkan umat Muslim untuk berpindah [hijrah] ke suatu negeri bernama Abisina [sekarang Etiopia] dimana mereka mendapat perlingan dari seorang Raja Kristen.
Masa dakwah di Mekkah ialah masa dakwah yang memiliki pengalaman rohani yang berat bagi Nabi dan periode ini telah membentuk suatu kelompok yang menjadi inti dari komunitas (kaum) agama yang segera akan cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Pada masa inilah Allah memerintahkan dan mengajarkan sholat kepada Nabi saw dan perintah lainnya. Pada tahun 622 M, Nabi di perintahkan untuk bermigrasi (Hijrah) ke Yathrib, sebuah kota perkebunan di utara Mekkah. Beliau pun mengikuti perintah suci ini dengan taat dan bermigrasi dengan para pengikutnya ke Yathrib yang dikemudian hari kenal dengan “Madinatul Nabi [Kotanya Nabi]” atau lebih dikenal dengan Madinah. Kejadian penting ini kemudian digunakan sebagai awal penanggalan Kalender Islam yaitu Kalender Hijriyah. Di Madinah, Nabi mulai membangun komunitas sosial Muslim pertama uang merupakan cikal bakal semua pelayanan sosial Islam dikemudian hari.
Beberapa pertempuran terjadi dalam menghadapi penduduk Mekkah dan sekutunya dimana Muslim mendapat kemenangan gemilang dalam menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar. Kemudian, beberapa suku mulai bergabung dengan Islam dan beberapa tahun kemudian sebagian besar wilayah Arabia telah memeluk Agama Islam. Setelah beberapa pertempuran dan kejadian lainnya yang menuai menang, Nabi kembali ke Mekkah dengan kemenangan dan penduduknya menjadi suku Arab yang terakhir memeluk Islam. Beliau memaafkan semua musuh terdahulunya dan pasukan Ka'bah, lalu memerintahkan menantu sekaligus sepupunya 'Ali untuk bergabung dengannya menghancurkan semua berhala di Ka’bah.
Nabi memulai kembali ritual haji seperti yang telah diajarkan Abraham secara murni (bukan seperti yang dilakukan berbagai suku lainnya). Nabi kemudian kembali ke Madinah dan mengajarkan haji ke Makkah kepada suku lainnya. Saat kembali dari Haji yang terakhir, beliau memberikan suatu tanda akan terjadinya perpisahan. Segera setelah kejadian tersebut beliau jatuh sakit dan meninggal tiga hari kemudian yaitu ditahun 632 M. Beliau dikebumikan di Madinah di rumahnya di sebelah Masjid (Masjid Nabawi). Semua ajaran dan ketetapan (Sunnah) Nabi termasuk perkataannya (Hadith) menjadi petunjuk bagi Muslim dalam memahami al-Quran dan menjalankan agama mereka. Al Qur’an sendirimenerangkan bahwa Tuhan telah memilih Nabi sebagai teladan bagi Muslim untuk diikuti. Semua formula Nabi di semua aspek kehidupan dan pemikiran, semua perkataan dan perbuatannya kemudian dirangkum oleh banyak ulama / cendikiawan. Akhirnya mereka membaginya dalam buku – buku Hadits yang Shahih (otentik) untuk memisahkannnya dari pemalsuan. Sunnah Nabi akan selalu diingat setelah al Qur’an sebagai sumber kedua dalam kehidupan Islami.
IdRemajaIslam - Wa'salamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh
0 komentar:
Posting Komentar